Kamis, 30 Agustus 2012

St. Bartolomeus dan aku





Menggali Inspirasi  dari Santo Pelindungku                             
Bartolomeus adalah salah satu rasul pertama Yesus yang walaupun namanya jarang sekali disebut namun ternyata memiliki kehidupan yang menarik. Mengapa menarik? Karena karakteristik Bartolomeus kupandang sangat serupa dengan diriku sendiri.

“Inilah nama-nama kedua belas rasul itu: pertama-tama Simon, yang disebut Petrus, dan saudaranya Andreas; Yakobus, putra Zebedeus dan saudaranya, Yohanes; Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius, pemungut cukai; Yakobus putra Alfeus, dan Tadeus; Simon orang Kanaan, dan Yudas Iskariot, orang yang kemudian mengkhianati Dia” (Mat 10:2-4)

Di dalam ayat tersebut terlihat bahwa penyebutan nama itu ada beberapa yang dibuat berpasang-pasangan. Petrus dengan Andreas karena mereka bersaudara; Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus karena mereka bersaudara. Kenapa Filipus dan Bartolomeus dipasangkan, padahal mereka tidak bersaudara? Karena Filipus adalah orang yang mengajak Bartolomeus menjadi murid Yesus. Karena Filipus adalah yang menunjukkan Yesus kepada Bartolomeus sehingga Bartolomeus berpaling dari hidupnya yang dulu dan mengikut Yesus.

“Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya, “Kami telah bertemu dengan Dia itu yang dibicarakan oleh Musa di dalam kitab Taurat, dan juga oleh nabi-nabi. Dia itu ialah Yesus, putra Yusuf, dari Nazaret”. Jawab Natanael: “Dapatkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Filipus berkata kepadanya, “Datang dan lihatlah.”” (Yoh 1:45-46)

Bartolomeus dan Natanael sering disebut sebagai orang yang sama karena di dalam daftar nama para rasul di Matius dan Markus, nama Natanael tidak tercatat; sebaliknya di kitab Yohanes terdapat nama Natanael dan nama Bartolomeus tidak ada. Natanael yang artinya Anugerah Allah sering ditafsir sebagai nama pertama, sementara Bartolomeus yang berarti Anak Tolmai sering ditafsir seperti nama belakang. Hal ini sama seperti frase “Yakobus anak Zebedeus”. Jadi Natanael Bartolomeus sama dengan “Natanael Anak Tolmai”.

Ketika Yesus melihat Bartolomeus (Natanael), Ia langsung berkata “Inilah seorang Israel yang sejati: di dalam dia tidak ada kepalsuan”. Lalu Ia meneruskan “...Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.” (Yoh 1:47-48)

Fase  “di bawah pohon ara” merupakan suatu idiom yang artinya bahwa Bartolomeus sering refleksi diri dan bermeditasi mencari pemahaman akan Allah. Pohon ara yang bertahan hidup di padang gurun pada musim apapun selalu mengundang orang senang duduk bermeditasi di bawahnya dan telah menjadi simbol kedamaian hidup yang dibawa Mesias.

Ketika Bartolomeus mendengar itu maka iapun mengaku: “Guru, Engkaulah Putra Allah! Engkaulah raja Israel!”

Apa sifat Bartolomeus?

1.       Ia memiliki karakteristik suka belajar dan suka merenungi hidup dan Penciptanya. Ini yang langsung dilihat oleh Yesus ketika Ia menyatakan “Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara.”

2.       Ia berasal dari budaya kota Kana yang menganggap warganya lebih dari kota-kota lainnya di Israel. Ini terlihat dari kata-katanya “Dapatkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?”

3.       Ia terbuka, jujur, tanpa kepalsuan. Karakteristik ini yang dipuji oleh Yesus sehingga Yesus langsung menyapanya dengan kata-kata “Inilah seorang Israel yang sejati: di dalam dia tidak ada kepalsuan”.

4.       Ia suka berdebat dan berargumentasi dan ia tidak mudah percaya. Karena Filipus memahami karakter ini, maka iapun tidak berusaha menjelaskan siapa Yesus akan tetapi hanya mengajak dengan sederhana dengan kata-kata “Datang dan lihatlah.”

5.       Ia mau mencoba. Walaupun ia meragukan kata-kata Filipus, akan tetapi ia mau mencoba mendatangi dan melihat Yesus yang diperkenalkan Filipus sebagai Ia yang disebut di dalam Kitab Taurat dan nabi-nabi.

6.       Ia setia dengan pilihannya. Begitu ia mengenal Yesus, mengagumi Yesus, maka ia langsung mau diajak menjadi murid Yesus sampai akhirnya menjadi martir di Armenia dengan dikuliti hidup-hidup dan dipancung

Seorang Bartolomeus membutuhkan seorang Filipus yang sederhana dan metodenya adalah mempertemukan orang dengan Yesus sendiri. Filipus tidak mau susah-susah mendebat Bartolomeus. Ia yakin bahwa Bartolomeus akan mempercayainya ketika sudah bertemu dengan Yesus sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar